Header Ads

LMV TUTORIAL

Payitaht Abdülhamid II | "Sultan Abdul Hamid II" Episode 15 Subtitle Indonesia Full Movie | HD


Payitaht Abdülhamid II | "Sultan Abdul Hamid II" Episode 15 Subtitle Indonesia Full Movie | HD




#Payitaht Abdulhamid #aceh #turki #fullmovie #sultanabdulhanid
Payitaht Abdulhamid II | "Sultan Abdul Hamid II" Episode 15 Kerajaan Aceh title Indonesia Full Movie | HD
****************************************************
Nama lengkap beliau adalah Abdul Hamid Khan ke-2 bin Abdul Majid Khan. Ia adalah putera Sultan Abdul Majid (dari istri kedua). Ibunya meninggal ketika beliau berusia 7 tahun. Ia adalah Sultan (Khalifah) ke-27 yang memerintah Daulah Khilafah Islamiyah Turki Utsmani. Abdul-Hamid menggantikan saudaranya Sultan Murad V pada 31 Agustus 1876. Pada 1909 Sultan Abdul-Hamid II dicopot kekuasaannya melalui kudeta militer, sekaligus memaksanya untuk mengumumkan sistem pemerintahan perwakilan dan membentuk parlemen untuk yang kedua kalinya. Ia diasingkan ke Tesalonika, Yunani. Selama Perang Dunia I, ia dipindahkan ke Istana Belarbe. Pada 10 Februari 1918, Sultan Abdul-Hamid II meninggal tanpa bisa menyaksikan runtuhnya institusi Negara Khilafah (1924), suatu peristiwa yang dihindari terjadi di masa pemerintahannya. Ia digantikan oleh saudaranya Sultan Muhammad Reshad (Mehmed V) . *** Sultan Abdul Hamid sangat pandai berbicara bahasa Turki, Arab dan Farsi. Ia juga mempelajari beberapa buku tentang sastra dan puisi. Ketika ayahnya, Abdul Majid meninggal, pamannya, Abdul Aziz menggantikan menjadi Sultan (Khalifah). Namun Abdul Aziz tak lama sebagai Sultan. Ia dipaksa turun dari tahta dan kemudian dibunuh oleh musuh politik pemerintah Utsmaniyyah. Ia diganti oleh Sultan Murad, anak lelakinya, tetapi beliau juga diturunkan dari tahta dalam waktu yang singkat karena tidak mampu memerintah. Pada 31 Agustus 1876 (1293H) Sultan Abdul Hamid dilantik menjadi Sultan dengan disertai bai’ah oleh umat Islam. Ia berusia 34 tahun ketika itu. Sultan Abdul Hamid menyadari, sebagaimana yang beliau nukilkan dalam catatan hariannya, bahwa ketika pembunuhan pamannya, dan juga perubahan kepemimpinan yang cepat adalah merupakan satu konspirasi untuk menjatuhkan pemerintahan Islam. Ia menghabiskan lebih 30 tahun dengan konspirasi internal dan eksternal, peperangan, revolusi dan perubahan yang tidak berhenti. Sultan Abdul Hamid sendiri mengungkapkan perasaannya pada hal ini di dalam tulisan dan puisinya. Satu contoh puisi beliau dalam buku, “Bapaku Abdul Hamid,” ditulis oleh anak perempuannya bernama Aisya. “Tuhanku, Aku tahu Kaulah al-Aziz … dan tiada yang selainMu yang Kaulah Satu-Satunya, dan tiada yang lain Ya Allah, pimpinlah tanganku dalam kesusahan ini, Ya Allah, bantulah aku dalam saat-saat yang kritis ini.” Masalah pertama yang dihadapi beliau adalah Midhat Pasha. Midhat Pasha terlibat secara rahasia Freemason dalam pakta menjatuhkan paman Sultan Abdul Hamid. Saat Sultan Abdul Hamid menjadi Khalifah beliau menunjuk Midhat Pasha sebagai Ketua Majelis Menteri-menteri karena Midhat sangat populer saat itu dan Sultan Abdul Hamid memerlukan untuk terus memegang kepemimpinan. Midhat Pasha bijak menjalankan tugasnya tetapi ia terlalu mengikuti pandangannya sendiri saja. Midhat Pasha juga didukung oleh satu aliran yang kuat di Parlemen. Dengan bantuan dari golongan ini, Midhat Pasha berhasil meloloskan resolusi untuk berperang dengan Rusia. Sultan Abdul Hamid tidak dapat berbuat apa-apa karena ia kemungkinan akan dijatuhkan jika mencoba bertindak. Kekalahan perang tersebut dicoba dipertanggung-jawabkan atas Sultan Abdul Hamid oleh pendukung Midhat itu. Namun, setelah sesuai waktunya, SultanAbdul Hamid telah berhasil menggunakan perselisihan antara beliau dengan Midhat Pasha untuk membuang Midhat ke Eropa. Rakyat dan para pengamat politik mendukung penuh tindakan berani dan bijak Khalifah Islam ini. Musuh di luar Islam Sultan Abdul Hamid mengalihkan perhatian beliau kepada musuh-musuh luar Pemerintah Islam.

Masih dalam serial Payitaht Abdulhamid tersebut, juga diceritakan bagaimana Belanda melarang pengibaran bendera Bulan Sabit Turki di Aceh. Muslim di Aceh juga dilarang untuk membaca khutbah Jumat dengan menyebut Khilafah Utsmaniyah. Menyikapi hal ini, Khalifah Turki kemudian meminta Pasha (bawahannya) untuk membangun jalur kereta api Demiryolu (jalur kereta api ke Madinah) dari Instanbul ke Hijaz kemudian menyambung ke Baghdad dan India. Selanjutnya, Turki juga mengupayakan kapal laut dari India ke Aceh untuk mempermudah para jamaah haji dari daerah tersebut. cuplikan episode 15 Pembelaan terhadap kerajaan Aceh https://youtu.be/jWXVLQo2KHA

Terima kasih sudah Menonton ;
 ▶️ Subscribe 🔥LA VIRAL HOT https://www.youtube.com/channel/UCXCFInWO3wv9OW9c-r8IcyQ
▶️ Subscribe 🔥LA Channel Video Creator
https://www.youtube.com/channel/UCP70M4uEHqE4pNAun_MJzcw

Jangan lupa klik tombol 🔔 untuk pemberitahuan video terbaru
Enjoy This Video 👍Like, ✍️Comment, 👌Share,

✅ Layari Situs LA VIRAL HOT 🌐 https://laviralhot.blogspot.com
Terdap

FILM RESMI CEK 👇:
https://m.youtube.com/channel/UCv4Y__4UzJg-Hjwutow48FQ

Tidak ada komentar